BK MTs N TEMPEL SLEMAN
Bimbingan Konseling MTs Negeri Tempel Sleman
Kamis, 15 Maret 2012
PERAN KELUARGA DALAM MEMOTIVASI BELAJAR SISWA
Cara orang tua dalam mendidik anaknya
sangat besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar anaknya, hal ini
diperrtegas oleh Sutjipto Wirodjojo (Slamet, 1995: 61) yang menyatakan
bahwa :
Keluarga adalah merupakan lembaga
pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga yang sehat, besar
pengaruhnya untuk pendidikan dalam ukuran kecil, akan tetapi bersifat
menentukan untuk pendidikan dalam ukuran yang besar yaitu pendidikan
bangsa, negara dan dunia.
Melihat pernyataan tersebut, maka dapat
dipahami bahwa betapa pentingnya peranan keluarga dalam pendidikan
anaknya. Cara orang tua dalam mendidik anaknya sangat berpengaruh untuk
kehidupan sosial anak selanjutnya.
Perhatian orang tua terhadap anaknya
dalam hal pendidikan dapat berupa perhatian terhadapn kebutuhan belajar,
cara pengaturan waktu, pemilihan sekolah sesuai bakat dan minat
anaknya, penyediaan fasilitas, mempehatikan perkembangan belajar
anaknya.
Dalam hal ini perhatian terhadap
perkembangan belajar meliputi perhatian terhadap apakah anak belajar
atau tidak, apakah anak tahuh atau tidak tahu pelajarannya, bagaimana
hasil evaluasi belajarnya serta hal-hal yang dapat menjadi faktor
keberhasilan anaknya.
Selain daripada hal-hal yang tersebut,
maka cara untuk membangkitkan motivasi belajar pada anak dengan jalan
menempuh berbagai macam motivasi belajar pada anak dengan jalan menempuh
berbagai macam langkah sebagai berikut :
1. Melengkapi bahan atau alat-alat
keperluan anak dalam penyelenggaraan pendidikannya.
Seorang anak yang duduk di bangku
sekolah sudah jelas tidak akan dapat memperoleh prestasi belajar yang
baik, jika alat-alat belajar yang diperlukan dalam menunjang
pendidikannya tidak lengkap. Ketidaklengkapan alat-alat atau bahan-bahan
yang diperlukan anak akan menjadi penghalang baginya dalam belajar.
Lebih jauh lagi akan dapat menyebabkan
tertekannya batin anak jika ia membandingkan dirinya dedngan temannya di
kelas. Konsentrasi pikirannya akan kurang bergairah untuk belajar,
serta menghalanginya untuk belajar lebih baik.
Orang tua harus menyediakan dan
mengusahakan pelunasan pembayaran uang sekolah tepat pada waktunya,
sebabn keterlambatan pembayaran uang sekolah apalagi sampai menunggak
beberapa bulan merupakan bagian beban yang berat bagi anak di sekolah.
Selain itu yang tidak kalah oentingnya
juga adalah perihal kebutuhan pakaian. Anak akan merasa rendah diri bila
pakaian yang dipakainya sepanjang tahun di sekolah tidak berubah. Hal
ini perlu juga mendapat perhatian orang tua.
2. Memberikan makanan bergizi
Anak-anak yang masih dalam pertumbuhan
perkembangan perlu memperoleh makanan bernilai gizi tinggi. hal ini
adalah untuk membantu pertumbuhan jasmania di anak, karena dalam masa
pertumbuhhan dan perkembangan diperlukan zat pembangun yang memperlancar
pertumbuhan jaringan tubuh dan otak di anak. Bila bahan makanan yang
diperlukan untuk tumbuh tidak terpenuhi maka sudah dapat dipastikan
bahwa pertumbuuhan anak tidak berjalan lancar atau sesuai dengan
seharusnya.
Kekurangan gizi akan dapat memperhambat
dan memperlambat pertumbuhan seorang anak, dan sudah barang tentu akan
berpengaruh pula pada kelancaran berpikir berpusat pada otak.
3. Beri kesempatan belajar yang
cukup
Dalam kesibukan rumah tangga hendaklah
orang tua memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar, karena tanpa
mengulang baca kembali pelajarannya, akan dipislah harapan anak itu akan
mampu untuk mempertinggi prestasi belajarnya. Oleh karena itu orang tua
perlu memberikan waktu yang cukup kepada anaknya untuk belajar di
rumah.
Orang tua perlua mengontrol jam-jam
belajar anaknya, dengan tujuan supaya anak tahu akan kewajibannya
sebagai seorang pelajar. Tanpa adanya kesempatan belajar yang diberikan
kepada nak untuk belajar maka anak pun tidak akan mempertinggi hasil
belajarnya dari waktu-waktu sebelumnya.
Bila orang tua melihat anaknya kurang
berminat dalam mengulang pelajarannya maka orang tua hendaklah
memberikan dorongan dan membangkitkan semangat dan perhatian anak
terhadap pelajarannya. Pada waktu anak belajar hendaknya orang tua
menunjukkan partisipasinya dengan jalan menciptakan ketengan, kedamaian
dan suasana nyaman atau menghindari segala hal-hal yang dapat mengganggu
ketenangan belajar anaknya.
4. Hapuskan disipilin yang kaku
Orang tua berfungsi sebagai pengendali
dalam rumah tangga, hendaklah membuat suatu peraturan yang dipatuhi oleh
segenap anggota keluarga, di mana peraturan itu bertujuan untuk membina
dan membentuk anggota keluarga untuk memiliki disiplin tertentu sesuai
dengan tugas dan aktivitasnya.
Bentuk disiplin untuk anak yang sekolah
dan anak yang sudah kerja tentu sedikit memiliki perbedaan. Untuk anakn
sekolah harus dijamkan disiplin tertentu dalam mengatur jadwal atau
jam-jam npelajaran sekoah deengan jam perlajaran di luar sekolah
(mislanya les-les atau bimbingan) begitu pula dengan jadwal ekstra
korikuler.
5. Jangan terlalu banyak menuntut
pada anak
Sebagaimana diketahui bahwa anak
mempunyai batas kemampuan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan
sebagai anak oleh sebab itu dalam hal belajar dan bekerja harus ada
aturan tertentu orang tua harus menghindari hal-hal yang dapat
menjadikan beban kepada seorang anak misalnya memberikan tugas-tugas
rumah tangga yang terlalu banyak atau terlalu berat sehingga anak merasa
lelah, capek dan lain-lain, akhirnya anak kehilangan minat untuk
belajar.
Dengan banyaknya tuntutan yang diajukan
serta yang diharapkan oleh orang tua maka dengan sendirinya anakpun
tidak akan tumbuhh dan berkembang sebagaimana potensi yang harus
dikembangkan dengan bantuan dari orang lain terutama orang tua dan
gurunya di sekolah (Nasution, 1986: 103-112)
Cambbell (1989: 53-55) mengemukakan
bahwa usaha yang dapat dilakukan untuk membina anak agar menjadi
produktif dan efektif adalah memberikan dorongan berupa :
a) Memperkaya ide, gagasan (idea)
Hal ini dapat dilakukan dalam
pengalaman dalam kelaurga dan lingkungan sosial tempat anak
beradaptasi.
b) Memberi hadiah sebagai perangsang
(stimulan)
Hadiah bagi anak sebaiknya berupa benda
atau hal yang dapat berguna bagi pelajarannya contoh : alat belajar.
c) Memperkenalkan kepada anak
orang-orang berprestasi atau orang-orang kreatif.
d) Pengembangan finansial
e) Melatih bersikap positif
Berbagai penelitian telah dilakukan
tentang bagaimana sikap keluarga yang dapat menyokong minat atau
semangat anak dalam meningkatkan cara belajar.
Prayitno (1989 :130) mengemukakan bahwa
sikap keluarga yang dapat menyokong minat dan kemauan anak dalam
belajar yang dapat menunjang keberhasilannya adalah :
a. menerima sepenuhnya anak sebagai
individu, orang tua tidak memaksakan anak untuk menampilkan prestasi
yang tidak sesuai dengan kemauan anaknya.
b. Merumuskan dan menjelaskan
harapan-harapan kepada anak dalam belajar.
c. Memberikan kebebasan atau ruang
gerak yang memungkinkananak dapat melakukan kreasi dan prakarsa sendiri
sesuai kemampuannya.
Selanjutnya Prayitno (1989: 11)
mengemukakan karakteristik orang tua yang mendukung kegiatan belajar
yang tinggi bagi anaknya :
1. Orang tua menerima sebagai mana
adanya. Orang tua menerima anaknya tampa syarat, orang tua seperti ini
mengembangkan dalam diri anak perasaan aman, gambaran diri yang positif
dan bersikap sosial yang tinggi terhadap orang lain. Orang tua yang
hanya menerima anaknya kalau si anak melakukan sesuatu yang berprestasi
misalny anaknya berprestasi dalam belajar akan menyebabkan timbulnya
dalam diri anak penilaian diri sendiri yang rendah, mempunyai
permasalahan dalam pemahaman konsep diri, dan akan menimbulkan sikap
pada si anak yaitu anti sosial.
2. Lembut namun menetapkan
batas-batas yang fleksibel dalam mengatur tingkah laku anak-anaknya.
Orangtua seperti ini tidak suka mengancam atau menghukum anaknya jika
anak gagal dalam belajar namun selalu berusaha mendorong anak untuk
memperbaiki kegagalannya dan cenderung untuk memberikan penghargaan
serta penguatan dibanding memberikan kritik dan celaan.
3. Orang tua memberikan kesempatan
dan perlengkapan belajar bagi anaknya. Orang tua memberikan kesempatan
belajar baik di rumah maupun di luar rumah dengan menyediakan
perlengkapan belajar dan berbagai situasi yang menunjang.
4. Orang tua menunjukkan harapan
yang positif. Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa anak cenderung
memiliki harapan-harapan dan memperhatikan sikap orang tuanya berkenaan
dengan prestasi belajar.
Di samping menampilkan sikap yang baik
dalam menghadapi anak yang sedang belajar, orang tua juga hendaknya
menampilkan partisipasi langsung dalam meningkatkan motifasi belajar
anaknya dengan cara memberikan penguatan atau penghargaan terhadap
tingkah laku atau usaha anak yang baik. Dougherti dan Dougherti dalam
Prayitno (1989 : 137) menjelaskan bahwa “orang tua dapat di pergunakan
unutk memotifasi siswa dalam mengerjakan pekerjaan rumah, mengerjakan
pekerjaan sekolah dan bertingkah laku yang sesuai dengan aturan sekolah
dan aturan di rumah”
Selanjutnya di jelaskan bahwa penguatan
dari keluarga mempunyai beberapa keuntungan di bandingkan dengan
penguatan yang dilakukan oleh pihak diluar keluarga misalnya guru.
Keuntungan yang dimaksud adalah sebagai
berikut :
(a) Orang tua mempunyai kemampuan
untuk memberikan penghargaan atau hak-hak istimewa yang lebih manjur
dari pada apa yang di lakukan oleh sekolah, misalnya orang tua dapat
memantau kegiatan anak dalam menonton televisi atau bermain dengan
kawan. Orang tua juga mengetahui apa yang di senangi oleh anak sehingga
dapat memberikan dan lebih tahu tentang apa yang patut di berikan
sebagai penguatan bagi anak dalam belajarnya di bandingkan yang dapat
dilakukan sekolah.
(b) Penguatan dari keluarga lebih
mudah dilakukan karena orang tua lebih mempunyai kemampuan untuk
mengontrol satu atau dua orang anak dibanding sekolah yang mengontrol
sejumlah anak. Penguatan yang dilakukan oleh orang tua sangat praktis
dan efektif unutk menunjang keberhasilan anak dalam belajar.
Posts Related to Cara memotivasi anak untuk belajar di lingkungan keluarga
Pengembangan Motivasi
Dalam proses belajar perlu diperhatikan apa yang dapat mendorong anak agar dapat belajar dengan baik dan memiliki motivasi berpikir, memusatkan perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan ...Peranan Keluarga dalam perkembangan anak
Pendidikan anak perlu mendapat perhatian dari keluarga, masyarakat dan pemerintah. Pendidikan anak diawali dari pendidikan keluarga yang merupakan lembaga pendidikan yang utama dan pertama. Sebagai ...Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari bahasa Inggeris yaitu motivasion artinya dorongan, pengalasan dan motivasi. Kata kerjanya adalah to motive yang berarti mendorong, sebab dan daya penggerak. Motif ...3 Macam Istilah Cinta
Cinta adalah bagian dari emosi yang semua manusia normal mengalaminya. Cinta adalah kebutuhan yang mesti dipenuhi. Oleh karena itu,Abraham Maslow memasukkan cinta kedalam hierarki kebutuhan ...Fungsi Motivasi
Pentingnya motivasi bagi seseorang dalam melakukan sesuatu tidak dapat dipungkiri lagi, karena dengan adanya motivasi maka seseorang akan lebih bersemangat, tidak cepat berputus asa jika ...
PAIKEM
Pengertian PAIKEM
PAIKEM adalah singkatan dari
Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif
dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan
suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan,
dan mengemukakan gagasan.
Pembelajaran inovatif bisa
mengadaptasi dari model pembelajaran yang menyenangkan. Learning is fun
merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa
sudah menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang
pasif di kelas, perasaan tertekan dengan tenggat waktu tugas,
kemungkinan kegagalan, keterbatasan pilihan, dan tentu saja rasa bosan.
Membangun metode pembelajaran
inovatif sendiri bisa dilakukan dengan cara diantaranya mengakomodir
setiap karakteristik diri. Artinya mengukur daya kemampuan serap ilmu
masing-masing orang. Contohnya saja sebagian orang ada yang berkemampuan
dalam menyerap ilmu dengan menggunakan visual atau mengandalkan
kemampuan penglihatan, auditory atau kemampuan mendengar, dan
kinestetik. Dan hal tersebut harus disesuaikan pula dengan upaya
penyeimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan yang akan mengakibatkan
proses renovasi mental, diantaranya membangun rasa percaya diri siswa.
Kreatif dimaksudkan agar guru
menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai
tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar
yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh
pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya (“time on task”) tinggi.
Menurut hasil penelitian,
tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar.
Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran
tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa
setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki
sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya
aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut
tak ubahnya seperti bermain biasa.
Siswa tidak memungkiri metode “PAIKEM =
pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan”
merupakan metode yang sangat mengerti dan memahami kondisi siswa.
bagaimana guru menyampaikan materi merupakan penilaian utama siswa,
seorang guru mempunyai wawasan yang luas akan tergambar dengan cara
bagaimana seorang guru menyampaikan pembelajaran di kelas, fokus
terhadap materi dan penyampaian yang mudah dimengerti oleh siswa. peduli
terhadap siswa dan tidak pilih-memilih (diskriminatif), performance
yang menarik serta bisa dijadikan partner dalam berdiskusi dan berkeluh
kesah merupakan sekian banyak kriteria yang siswa sampaikan jika seorang
guru ingin menjadi favorit di mata siswa (Herman, 2008).
- Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan PAIKEM
a. Memahami sifat yang dimiliki anak
Pada dasarnya anak memiliki sifat:
rasa ingin tahu dan berimajinasi. Anak desa, anak kota, anak orang kaya,
anak orang miskin, anak Indonesia, atau anak bukan Indonesia – selama
mereka normal – terlahir memiliki kedua sifat itu. Kedua sifat tersebut
merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis dan
kreatif. Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus
kita olah sehingga subur bagi berkembangnya kedua sifat, anugerah Tuhan,
tersebut. Suasana pembelajaran dimana guru memuji anak karena hasil
karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru yang
mendorong anak untuk melakukan percobaan, misalnya, merupakan
pembelajaran yang subur seperti yang dimaksud
b. Mengenal anak secara perorangan
Para siswa berasal dari lingkungan
keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam
PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Efektif dan Menyenangkan)
perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam
kegiatan pembelajaran. Semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan
kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan
belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan
untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya). Dengan mengenal
kemampuan anak, kita dapat membantunya bila mendapat kesulitan sehingga
belajar anak tersebut menjadi optimal.
c. Memanfaatkan perilaku anak dalam
pengorganisasian belajar
Sebagai makhluk sosial, anak sejak
kecil secara alami bermain berpasangan atau berkelompok dalam bermain.
Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam
melakukan tugas atau membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan
atau dalam kelompok. Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan
tugas dengan baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini
memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun
demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara perorangan agar
bakat individunya berkembang
d. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis,
kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah
Pada dasarnya hidup ini adalah
memecahkan masalah. Hal ini memerlukan kemampuan berpikir kritis dan
kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah; dan kreatif untuk melahirkan
alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan
kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada
pada diri anak sejak lahir. Oleh karena itu, tugas guru adalah
mengembangkannya, antara lain dengan sering-sering memberikan tugas atau
mengajukan pertanyaan yang terbuka. Pertanyaan yang dimulai dengan
kata-kata “Apa yang terjadi jika …” lebih baik daripada yang dimulai
dengan kata-kata “Apa, berapa, kapan”, yang umumnya tertutup (jawaban
betul hanya satu).
e. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan
belajar yang menarik
Ruang kelas yang menarik merupakan
hal yang sangat disarankan dalam PAIKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya
dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu, hasil
pekerjaan yang dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja
lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. Yang dipajangkan
dapat berupa hasil kerja perorangan, berpasangan, atau kelompok.
Pajangan dapat berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi,
karangan, dan sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil
pekerjaan siswa, dan ditata dengan baik, dapat membantu guru dalam
pembelajaran karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas suatu
masalah.
f. Memanfaatkan lingkungan sebagai
sumber belajar
Lingkungan (fisik, sosial, atau
budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar anak.
Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar, tetapi juga sebagai
objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber
belajar sering membuat anak merasa senang dalam belajar. Belajar dengan
menggunakan lingkungan tidak selalu harus keluar kelas. Bahan dari
lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu.
Pemanfaatan lingkungan dapat mengembangkan sejumlah keterampilan seperti
mengamati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan,
berhipotesis, mengklasifikasi, membuat tulisan, dan membuat
gambar/diagram
g. Memberikan umpan balik yang baik untuk
meningkatkan kegiatan belajar
Mutu hasil belajar akan meningkat bila
terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian umpan balik dari guru kepada
siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa.
Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan
siswa. Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara santun.
Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi
tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil
pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan catatan. Catatan guru
berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri
siswa daripada hanya sekedar angka
h. Membedakan antara aktif fisik dan aktif
mental
Banyak guru yang sudah merasa puas
bila menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak.
Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok serta siswa duduk saling
berhadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAIKEM.
Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya,
mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan
tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah
tumbuhnya perasaan tidak takut: takut ditertawakan, takut disepelekan,
atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya
menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang datang dari guru
itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa takut sangat
bertentangan dengan ‘PAIKEM’ (Agustina, 2008).
- Mengapa PAIKEM perlu diterapkan?
Salah satu yang dapat
dilakukan guru adalah mengajar dengan pembelajaran yang aktif inovatif
kreatif dan menyenangkan (PAIKEM). Banyak metode mengajar yang dapat di
“paikemkan” sebenarnya. Terserah gurunya mengajar dengan model, metode,
strategi apa, tapi dalam melaksanakan di kelas guru melakukannya dengan
paikem. Di era globalisasi sekarang mestinya guru dapat mengajar dengan
lebih menyenangkan, dan tidak zamannya guru mengajar jaim dan jumawa,
sok menjaga wibawa, memperlihatkan performance sedemikian rupa sehingga
siswa akan sangat segan (baca:takut) kepadanya, (jangankan menegur
dengan sopan melirik saja mungkin siswa tidak berani), saya pikir
sekarang siswa justru lebih menghargai kepada guru yang bersahabat,
ramah, dan tentu saja akan lebih sangat dihargai lagi jika guru tersebut
cerdas dalam bidangnya dan cerdas dalam mengelola kelas. Bagaimana
caranya guru bisa membuat siswa tertarik untuk belajar dengannya dan
akan ‘rindu’/menanti –nanti datangnya jam belajar pelajaran itu lagi.
Tidak malah sebaliknya siswa akan sakit perut jika mengingat akan
bertemu dengan pelajaran dan guru tersebut
Pada dasarnya belajar mengajar
merupakan suatu proses yang rumit karena tidak sekedar menyerap
informasi dari guru, tetapi melibatkan berbagai kegiatan maupun tindakan
yang harus dilakukan, bila menginginkan hasil belajar yang lebih baik.
Belajar pada intinya tertumpu pada kegiatan memberi kemungkinan kepada
siswa agar terjadi proses belajar yang efektif agar dapat mencapai hasil
yang sesuai tujuan.
Dalam sejarah pendidikan di
negara kita, dalam kurun waktu yang lama pendidikan digunakan “penguasa”
untuk melestarikan sistem dan nilai yang menguntungkan mereka. Cukup
lama siswa dibuat menjadi korban untuk menjadi “yes people”, manusia
penurut. Dalam filsafat klasik itu, siswa dianggap orang yang belum tahu
apa-apa dan mereka harus diberitahu oleh guru. Dampaknya sistem
pembelajaran lebih menekankan guru yang aktif dan siswa pasif menerima
(Suparno, 1997).
Sebaliknya menurut filsafat
kontruktivisme, pengetahuan itu merupakan bentukan siswa yang sedang
belajar. Dalam hal ini guru tidak dapat memaksakan “pengetahuannya”
kepada siswa. Pembelajaran lebih menekankan pada bagaimana membantu
siswa aktif mengkonstruksi pengetahuan mereka dan bukan bagaimana
memaksa siswa menerima segala sesuatu yanag diinformasikan oleh guru.
Dalam pendekatan ini, yang penting bagaimana siswa menggeluti bahan,
mengolah, menganalisis, dan merumuskannya. Pendekatan seperti ini
disebut pendekatan ketrampilan proses dengan prinsip student active
learning. Dalam hal ini Slavin (1994) menyebutkan bahwa “ Learning
is much more than memory for student to really understand and be able
to apply knowledge. They must work to solve problems, to discover things
for themselves, to wrestle with ideas”. Menurut teori ini dalam
belajar siswa tidak hanya menghafal tapi harus memahami (Agustina,
2008).
BIMBINGAN KONSELING
BIMBINGAN TEMAN SEBAYA
Apakah tekanan teman sebaya
dan bagaimana hal tersebut dapat mempengaruhi?
Teman sebaya adalah
orang-orang seumurmu dan kelompok sosialnya, seperti teman sekolah dan
mungkin teman sekerja atau tetangga. Tekanan berarti dorongan atau
kekuatan. Jadi jika kata-kata tersebut digabungkan berarti dorongan
yang berasal dari orang-orang yang sering kamu temui. Tekanan sebaya
adalah sesuatu yang berat, khususnya jika sudah menyangkut masalah
hubungan seks. Beberapa remaja memutuskan untuk melakukan hubungan seks
karena teman mereka berpikir, dengan melakukan hubungan seks adalah cool.
Tekanan lain bisa berasal dari teman kencan kita. Lebih mudah
melakukan hubungan seks daripada harus menjelaskan mengapa kita tidak
mau melakukannya. Remaja terperangkap dalam perasaan romantis dan
percaya dengan melakukan hubungan seks adalah jalan terbaik untuk
membuktikan cinta mereka.
Cara-cara untuk menghindari
tekanan sebaya atau teman kencan
- Bergaul dengan teman-teman
yang mempunyai prinsip yang sama bahwa adalah baik untuk tidak
melakukan hubungan seks
- Berkencan dengan beberapa
orang dan bergaul dengan orang-orang dari kelompok yang berbeda
- Pergilah dengan sekelompok
teman daripada hanya dengan teman kencan kita
- Perkenalkan teman-temanmu
dengan orang tua
- Undang temanmu untuk datang
ke rumah
- Selalu membawa uang untuk
menelepon atau untuk ongkos taksi jika kamu sudah tidak merasa nyaman
- Jangan terpengaruh jika
temanmu sedang memaksamu untuk melakukan hubungan seks
- Pikirkan sebelumnya, apa yang
akan kamu katakan jika seseorang mencoba untuk menekanmu
- Siap-siap untuk menelepon
orang tuamu atau teman kepercayaanmu jika kamu ingin meninggalkan
teman kencanmu
- Jangan pernah merasa adalah
suatu keharusan membayar kembali kencan yang mahal serta
hadiah-hadiah dengan melakukan hubungan seks
- Katakan TIDAK dan itu artinya
TIDAK jika itu yang kamu rasakan
Mengoptimalkan Hasil Belajar Kognitif
dengan Strategi Belajar
Untuk mengoptimalkan ketuntasan belajar, siswa perlu dibekali dengan
berbagai kemampuan strategi belajar. Guru dapat mengubah teori-teori
kognitif dan pemrosesan informasi menjadi strategi-strategi belajar
khas. Beberapa strategi belajar yang dimaksud adalah strategi mengulang,
strategi elaborasi, strategi organisasi, strategi metakognitif.
1. Strategi Mengulang
Agar terjadi pembelajaran, pebelajar harus melakukan tindakan pada informasi baru dan menghubungkan informasi baru tersebut dengan pengetahuan awal. Strategi yang digunakan untuk proses pengkodean ini disebut strategi mengulang (rehearsal dan mengulang kompleks (complex rehearsal)
Strategi mengulang yang paling sederhana, yaitu sekedar mengulang dengan keras atau dengan pelan informasi yang ingin kita hafal disebut strategi mengulang sederhana, misalnya digunakan untuk menghafal nomor telepon dan arah ke satu tempat tertentu dalam jangka waktu pendek. Seorang pebelajar tidak dapat mengingat seluruh kata atau ide dalam sebuah buku hanya dengan mambaca buku itu keras-keras.
Penyerapan bahan lebih kompleks memerlukan strategi mengulang kompleks, yaitu perlu melakukan upaya lebih jauh sekedar mengulang informasi. Menggarisbawahi ide-ide kunci dan membuat catatan pinggir adalah dua strategi mengulang kompleks yang dapat diajarkan kepada siswa untuk membantu mereka mengingat bahan ajar yang lebih kompleks.
a. Menggarisbawahi
Menggarisbawahi ide-ide kunci dari suatu teks adalah suatu teknik yang kebanyakan siswa telah pelajari pada saat mereka masuk perguruan tinggi. Menggarisbawahi membantu siswa belajar lebih banyak dari teks karena beberapa alasan. Pertama, menggarisbawahi secara fisik menemukan ide-ide kunci, oleh karena itu pengulangan dan penghafalan lebih cepat dan lebih efisien. Kedua, proses pemilihan apa yang digarisbawahi membantu dalam menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan yang telah ada. Sayangnya siswa tidak selalu menggunakan prosedur menggarisbawahi secara sangat efektif. Kadang kadang siswa juga menggarisbawahi informasi yang tidak relevan. Hal ini biasanya terjadi pada siswa-siswa sekolah dasar atau SLTP yang mengalami kesulitan menentukan informasi mana yang paling dan kurang penting.
b. Membuat Catatan-catatan Pinggir
Membuat catatan pinggir dan catatan lain membantu melengkapi garis bawah. Perlu diperhatikan bahwa siswa telah dapat melingkari kata-kata yang tidak dimengerti, menggarisbawahi ide-ide penting, memberi nomor dan membuat daftar kejadian, mengidentifikasi kalimat yang membingungkan, dan menulis catatan-catatan dan komentar-komentar untuk diingat. Strategi mengulang khusunya strategi mengulang kompleks, membantu siswa memperhatikan informasi baru spesifik dan membantu pengkodean. Tetapi strategi ini tidak membantu siswa menjadikan informasi baru lebih bermakna.
2. Strategi-strategi Elaborasi
Elaborasi merupakan proses penambahan rincian sehingga informasi baru akan menjadi lebih bermakna, oleh karena itu membuat pengkodean lebih mudah dan lebih memberikan kepastian. Strategi elaborasi membantu pemindahan informasi baru dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang dengan menciptakan gabungan dan hubungan antara informasi baru dengan apa yang telah diketahui
a. Pembuatan Catatan
Sejumlah besar informasi diberikan kepada siswa melalui presentasi dan demonstrasi guru. Pembuatan catatan membantu siswa dalam mempelajari informasi ini secara singkat dan padat menyimpan informasi untuk ulangan dan dihafal kelak. Bila dilakukan dengan benar, pembuatan catatan juga membantu mengorganisasikan informasi sehingga informasi itu dapat diproses dan dikaitkan dengan pengetahuan yang telah ada secara lebih efektif.
b. Analogi
Analogi adalah pembandingan yang dibuat untuk menunjukan kesamaan antara ciri-ciri pokok suatu benda atau ide-ide, selain itu seluruh cirinya berbeda, seperti jantung dengan pompa.
c. PQ4R
Metode PQ4R digunakan untuk membantu siswa mengingat apa yang mereka baca. P singkatan dari preview (membaca selintas dengan cepat), Q adalah question (bertanya), dan 4R singkatan dari read (membaca), reflect (refleksi), recite (tanya-jawab sendiri), review (mengulang secara menyeluruh). Melakukan preview dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebelum membaca mengaktifkan pengetahuan awal dan mengawali proses pembuatan hubungan antara informasi baru dengan apa yang telah diketahui. Mempelajari judul-judul atau topik-topik utama membantu pembaca sadar akan organisasi bahan-bahan baru tersebut, sehingga memudahkan perpindahannya dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang. Resitasi informasi dasar, khususnya bila disertai dengan beberapa bentuk elaborasi, kemungkinan sekali akan memperkaya pengkodean.
3. Strategi Organisasi
Seperti halnya strategi elaborasi, strategi organisasi bertujuan membantu pebelajar meningkatkan kebermaknaan bahan-bahan baru, terutama dilakukan dengan mengenakan struktur-struktur pengorganisasian baru pada bahan-bahan tersebut. Strategi-strategi organisasi dapat terdiri dari pengelompokan ulang ide-ide atau istilah-istilah atau membagi ide-ide atau istilah-istilah itu menjadi sub set yang lebih kecil. Strategi- strategi ini juga terdiri dari pengidentifikasian ide-ide atau fakta-fakta kunci dari sekumpulan informasi yang lebih besar. Outlining, mapping, dan mnemonics merupakan strategi organisasi yang umum.
a. Outlining
Dalam outlining atau membuat kerangka garis besar, siswa belajar menghubungkan berbagai macam topik atau ide dengan beberapa ide utama. Dalam pembuatan kerangka garis besar tradisional satu-satunya jenis hubungan adalah satu topik kedudukannya lebih rendah terhadap topik lain. Sama dengan strategi lain, siswa jarang sebagai pembuat kerangka yang baik pada awalnya, namun mereka dapat belajar menjadi penulis kerangka yang baik apabila diberikan pengajaran tepat dan latihan yang cukup.
b. Pemetaan Konsep
Salah satu pernyataan dalam teori Ausubel adalah bahwa faktor yang paling penting yang mempengaruhi pembelajaran adalah apa yang telah diketahui siswa (pengetahuan awal). Jadi supaya belajar jadi bermakna, maka konsep baru harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang ada dalam struktur kognitif siswa. Ausubel belum menyediakan suatu alat atau cara yang sesuai yang digunakan guru untuk mengetahui apa yang telah diketahui oleh para siswa (Dahar, 1988:149). Berkenaan dengan itu Novak dan Gowin (1985) dalam Dahar (1988:149) mengemukakan bahwa cara untuk mengetahui konsep-konsep yang telah dimiliki siswa, supaya belajar bermakna berlangsung dapat dilakukan dengan pertolongan peta konsep.
c. Mnemonics
Mnemonics merupakan metode untuk membantu menata informasi yang menjangkau ingatan dalam pola-pola yang dikenal, sehingga lebih mudah dicocokan dengan pola skemata dalam memori jangka panjang.
d. Chunking (potongan)
Misalnya seseorang dapat mengingat nomor telepon 10 angka karena ia telah membaginya dalam tiga kelompok, yaitu kode wilayah, kode tempat, dan tiga nomor orang yang dituju.
e. Akronim (singkatan)
Terdiri singkatan misalnya ABRI merupakan singkatan dari Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia.
4. Strategi Metakognitif
Metakognisi berhubungan dengan pengetahuan siswa tentang cara berpikir mereka sendiri dan kemampuan mereka menggunakan strategi-strategi belajar tertentu dengan tepat.
Diposkan oleh
Anwar Holil
di
04:19
1. Strategi Mengulang
Agar terjadi pembelajaran, pebelajar harus melakukan tindakan pada informasi baru dan menghubungkan informasi baru tersebut dengan pengetahuan awal. Strategi yang digunakan untuk proses pengkodean ini disebut strategi mengulang (rehearsal dan mengulang kompleks (complex rehearsal)
Strategi mengulang yang paling sederhana, yaitu sekedar mengulang dengan keras atau dengan pelan informasi yang ingin kita hafal disebut strategi mengulang sederhana, misalnya digunakan untuk menghafal nomor telepon dan arah ke satu tempat tertentu dalam jangka waktu pendek. Seorang pebelajar tidak dapat mengingat seluruh kata atau ide dalam sebuah buku hanya dengan mambaca buku itu keras-keras.
Penyerapan bahan lebih kompleks memerlukan strategi mengulang kompleks, yaitu perlu melakukan upaya lebih jauh sekedar mengulang informasi. Menggarisbawahi ide-ide kunci dan membuat catatan pinggir adalah dua strategi mengulang kompleks yang dapat diajarkan kepada siswa untuk membantu mereka mengingat bahan ajar yang lebih kompleks.
a. Menggarisbawahi
Menggarisbawahi ide-ide kunci dari suatu teks adalah suatu teknik yang kebanyakan siswa telah pelajari pada saat mereka masuk perguruan tinggi. Menggarisbawahi membantu siswa belajar lebih banyak dari teks karena beberapa alasan. Pertama, menggarisbawahi secara fisik menemukan ide-ide kunci, oleh karena itu pengulangan dan penghafalan lebih cepat dan lebih efisien. Kedua, proses pemilihan apa yang digarisbawahi membantu dalam menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan yang telah ada. Sayangnya siswa tidak selalu menggunakan prosedur menggarisbawahi secara sangat efektif. Kadang kadang siswa juga menggarisbawahi informasi yang tidak relevan. Hal ini biasanya terjadi pada siswa-siswa sekolah dasar atau SLTP yang mengalami kesulitan menentukan informasi mana yang paling dan kurang penting.
b. Membuat Catatan-catatan Pinggir
Membuat catatan pinggir dan catatan lain membantu melengkapi garis bawah. Perlu diperhatikan bahwa siswa telah dapat melingkari kata-kata yang tidak dimengerti, menggarisbawahi ide-ide penting, memberi nomor dan membuat daftar kejadian, mengidentifikasi kalimat yang membingungkan, dan menulis catatan-catatan dan komentar-komentar untuk diingat. Strategi mengulang khusunya strategi mengulang kompleks, membantu siswa memperhatikan informasi baru spesifik dan membantu pengkodean. Tetapi strategi ini tidak membantu siswa menjadikan informasi baru lebih bermakna.
2. Strategi-strategi Elaborasi
Elaborasi merupakan proses penambahan rincian sehingga informasi baru akan menjadi lebih bermakna, oleh karena itu membuat pengkodean lebih mudah dan lebih memberikan kepastian. Strategi elaborasi membantu pemindahan informasi baru dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang dengan menciptakan gabungan dan hubungan antara informasi baru dengan apa yang telah diketahui
a. Pembuatan Catatan
Sejumlah besar informasi diberikan kepada siswa melalui presentasi dan demonstrasi guru. Pembuatan catatan membantu siswa dalam mempelajari informasi ini secara singkat dan padat menyimpan informasi untuk ulangan dan dihafal kelak. Bila dilakukan dengan benar, pembuatan catatan juga membantu mengorganisasikan informasi sehingga informasi itu dapat diproses dan dikaitkan dengan pengetahuan yang telah ada secara lebih efektif.
b. Analogi
Analogi adalah pembandingan yang dibuat untuk menunjukan kesamaan antara ciri-ciri pokok suatu benda atau ide-ide, selain itu seluruh cirinya berbeda, seperti jantung dengan pompa.
c. PQ4R
Metode PQ4R digunakan untuk membantu siswa mengingat apa yang mereka baca. P singkatan dari preview (membaca selintas dengan cepat), Q adalah question (bertanya), dan 4R singkatan dari read (membaca), reflect (refleksi), recite (tanya-jawab sendiri), review (mengulang secara menyeluruh). Melakukan preview dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebelum membaca mengaktifkan pengetahuan awal dan mengawali proses pembuatan hubungan antara informasi baru dengan apa yang telah diketahui. Mempelajari judul-judul atau topik-topik utama membantu pembaca sadar akan organisasi bahan-bahan baru tersebut, sehingga memudahkan perpindahannya dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang. Resitasi informasi dasar, khususnya bila disertai dengan beberapa bentuk elaborasi, kemungkinan sekali akan memperkaya pengkodean.
3. Strategi Organisasi
Seperti halnya strategi elaborasi, strategi organisasi bertujuan membantu pebelajar meningkatkan kebermaknaan bahan-bahan baru, terutama dilakukan dengan mengenakan struktur-struktur pengorganisasian baru pada bahan-bahan tersebut. Strategi-strategi organisasi dapat terdiri dari pengelompokan ulang ide-ide atau istilah-istilah atau membagi ide-ide atau istilah-istilah itu menjadi sub set yang lebih kecil. Strategi- strategi ini juga terdiri dari pengidentifikasian ide-ide atau fakta-fakta kunci dari sekumpulan informasi yang lebih besar. Outlining, mapping, dan mnemonics merupakan strategi organisasi yang umum.
a. Outlining
Dalam outlining atau membuat kerangka garis besar, siswa belajar menghubungkan berbagai macam topik atau ide dengan beberapa ide utama. Dalam pembuatan kerangka garis besar tradisional satu-satunya jenis hubungan adalah satu topik kedudukannya lebih rendah terhadap topik lain. Sama dengan strategi lain, siswa jarang sebagai pembuat kerangka yang baik pada awalnya, namun mereka dapat belajar menjadi penulis kerangka yang baik apabila diberikan pengajaran tepat dan latihan yang cukup.
b. Pemetaan Konsep
Salah satu pernyataan dalam teori Ausubel adalah bahwa faktor yang paling penting yang mempengaruhi pembelajaran adalah apa yang telah diketahui siswa (pengetahuan awal). Jadi supaya belajar jadi bermakna, maka konsep baru harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang ada dalam struktur kognitif siswa. Ausubel belum menyediakan suatu alat atau cara yang sesuai yang digunakan guru untuk mengetahui apa yang telah diketahui oleh para siswa (Dahar, 1988:149). Berkenaan dengan itu Novak dan Gowin (1985) dalam Dahar (1988:149) mengemukakan bahwa cara untuk mengetahui konsep-konsep yang telah dimiliki siswa, supaya belajar bermakna berlangsung dapat dilakukan dengan pertolongan peta konsep.
c. Mnemonics
Mnemonics merupakan metode untuk membantu menata informasi yang menjangkau ingatan dalam pola-pola yang dikenal, sehingga lebih mudah dicocokan dengan pola skemata dalam memori jangka panjang.
d. Chunking (potongan)
Misalnya seseorang dapat mengingat nomor telepon 10 angka karena ia telah membaginya dalam tiga kelompok, yaitu kode wilayah, kode tempat, dan tiga nomor orang yang dituju.
e. Akronim (singkatan)
Terdiri singkatan misalnya ABRI merupakan singkatan dari Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia.
4. Strategi Metakognitif
Metakognisi berhubungan dengan pengetahuan siswa tentang cara berpikir mereka sendiri dan kemampuan mereka menggunakan strategi-strategi belajar tertentu dengan tepat.
BIMBINGAN BELAJAR KELOMPOK
Archive of Bimbingan Belajar Kelompok
|
Untuk menuju sukses di masa depan,
para pelajar berlomba-lomba belajar untuk mendapatkan
nilai yang baik di sekolah. Sesuai dengan pepatah “Belajar Merupakan
Kunci Keberhasilan”. Belajar adalah memahami, merasakan, mengetahui,
mencari, menjelaskan, sehingga dengan belajar orang akan mengetahui
segala yang belum diketahui.
Belajar pada umumnya dilakukan pada saat jam pelajaran sekolah. Namun, untuk mendapatkan cara belajar yang efektif, belajar dibutuhkan waktu yang banyak. Tidak di jam sekolah saja, belajar wajib dilakukan saat dirumah. Belajar yang sukses tergantung dengan cara belajar masing-masing orang, setiap orang memiliki cara belajar yang berbeda. Namun, sebagian orang memiliki cara kerja otak yang sama, sehingga cara belajarnyapun sama. Berikut beberapa tips cara belajar yang baik.
Belajar pada umumnya dilakukan pada saat jam pelajaran sekolah. Namun, untuk mendapatkan cara belajar yang efektif, belajar dibutuhkan waktu yang banyak. Tidak di jam sekolah saja, belajar wajib dilakukan saat dirumah. Belajar yang sukses tergantung dengan cara belajar masing-masing orang, setiap orang memiliki cara belajar yang berbeda. Namun, sebagian orang memiliki cara kerja otak yang sama, sehingga cara belajarnyapun sama. Berikut beberapa tips cara belajar yang baik.
- Niatkan dalam diri, berikan motovasi belajar terlebih dahulu. Yakin dan berikan semangat dalam hati. Bahwa, dengan belajar kita dapat mendapatkan nilai yang baik di sekolah.
- Mulai belajar dengan membaca terlebih dahulu. Setelah membaca, buat resume dari buku yang Anda baca. Membaca sambil menulis meningkatkan kinerja ingatan pada otak Anda.
- Jika ada yang tidak dimengerti, jangan malu untuk bertnya. Dan jangan malu untuk menjawab pertanyaan dari orang lain. Belajar dari pertanyaan orang lain menambah pengetahuan Anda.
- Hindari dari perbuatan mencontek. Kerjakan ujian dengan jawaban sendiri. Dengan begitu, Anda akan tahu, sisi mana yang belum diketahui, dan sisi mana yang harus dipelajari.
- Belajar yang terlalu serius juga tidak baik untuk otak, beri jenjang waktu belajar dan refreshing. Bisa juga dilakukan dengan belajar kelompok, belajar kelompok menjadi alternative belajar yang efisien. Jika tidak ada yang dimengerti, Anda bisa bertanya langsung kepada teman belajar kelompok Anda.
- Buat perencanaan waktu belajar yang baik. Misalnya, jika Anda bersekolah dari jam 7 sampai dengan jam 2 siang, berikan waktu 2 jam pada jam 7 malam sampai dengan jam 9 untuk mengulang pelajaran di sekolah.
- Belajarlah dengan tekun, berlatih terus dengan berbagai soal pelajaran di sekolah.
Langganan:
Postingan (Atom)