PERAN KELUARGA DALAM MEMOTIVASI BELAJAR SISWA
Cara orang tua dalam mendidik anaknya
sangat besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar anaknya, hal ini
diperrtegas oleh Sutjipto Wirodjojo (Slamet, 1995: 61) yang menyatakan
bahwa :
Keluarga adalah merupakan lembaga
pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga yang sehat, besar
pengaruhnya untuk pendidikan dalam ukuran kecil, akan tetapi bersifat
menentukan untuk pendidikan dalam ukuran yang besar yaitu pendidikan
bangsa, negara dan dunia.
Melihat pernyataan tersebut, maka dapat
dipahami bahwa betapa pentingnya peranan keluarga dalam pendidikan
anaknya. Cara orang tua dalam mendidik anaknya sangat berpengaruh untuk
kehidupan sosial anak selanjutnya.
Perhatian orang tua terhadap anaknya
dalam hal pendidikan dapat berupa perhatian terhadapn kebutuhan belajar,
cara pengaturan waktu, pemilihan sekolah sesuai bakat dan minat
anaknya, penyediaan fasilitas, mempehatikan perkembangan belajar
anaknya.
Dalam hal ini perhatian terhadap
perkembangan belajar meliputi perhatian terhadap apakah anak belajar
atau tidak, apakah anak tahuh atau tidak tahu pelajarannya, bagaimana
hasil evaluasi belajarnya serta hal-hal yang dapat menjadi faktor
keberhasilan anaknya.
Selain daripada hal-hal yang tersebut,
maka cara untuk membangkitkan motivasi belajar pada anak dengan jalan
menempuh berbagai macam motivasi belajar pada anak dengan jalan menempuh
berbagai macam langkah sebagai berikut :
1. Melengkapi bahan atau alat-alat
keperluan anak dalam penyelenggaraan pendidikannya.
Seorang anak yang duduk di bangku
sekolah sudah jelas tidak akan dapat memperoleh prestasi belajar yang
baik, jika alat-alat belajar yang diperlukan dalam menunjang
pendidikannya tidak lengkap. Ketidaklengkapan alat-alat atau bahan-bahan
yang diperlukan anak akan menjadi penghalang baginya dalam belajar.
Lebih jauh lagi akan dapat menyebabkan
tertekannya batin anak jika ia membandingkan dirinya dedngan temannya di
kelas. Konsentrasi pikirannya akan kurang bergairah untuk belajar,
serta menghalanginya untuk belajar lebih baik.
Orang tua harus menyediakan dan
mengusahakan pelunasan pembayaran uang sekolah tepat pada waktunya,
sebabn keterlambatan pembayaran uang sekolah apalagi sampai menunggak
beberapa bulan merupakan bagian beban yang berat bagi anak di sekolah.
Selain itu yang tidak kalah oentingnya
juga adalah perihal kebutuhan pakaian. Anak akan merasa rendah diri bila
pakaian yang dipakainya sepanjang tahun di sekolah tidak berubah. Hal
ini perlu juga mendapat perhatian orang tua.
2. Memberikan makanan bergizi
Anak-anak yang masih dalam pertumbuhan
perkembangan perlu memperoleh makanan bernilai gizi tinggi. hal ini
adalah untuk membantu pertumbuhan jasmania di anak, karena dalam masa
pertumbuhhan dan perkembangan diperlukan zat pembangun yang memperlancar
pertumbuhan jaringan tubuh dan otak di anak. Bila bahan makanan yang
diperlukan untuk tumbuh tidak terpenuhi maka sudah dapat dipastikan
bahwa pertumbuuhan anak tidak berjalan lancar atau sesuai dengan
seharusnya.
Kekurangan gizi akan dapat memperhambat
dan memperlambat pertumbuhan seorang anak, dan sudah barang tentu akan
berpengaruh pula pada kelancaran berpikir berpusat pada otak.
3. Beri kesempatan belajar yang
cukup
Dalam kesibukan rumah tangga hendaklah
orang tua memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar, karena tanpa
mengulang baca kembali pelajarannya, akan dipislah harapan anak itu akan
mampu untuk mempertinggi prestasi belajarnya. Oleh karena itu orang tua
perlu memberikan waktu yang cukup kepada anaknya untuk belajar di
rumah.
Orang tua perlua mengontrol jam-jam
belajar anaknya, dengan tujuan supaya anak tahu akan kewajibannya
sebagai seorang pelajar. Tanpa adanya kesempatan belajar yang diberikan
kepada nak untuk belajar maka anak pun tidak akan mempertinggi hasil
belajarnya dari waktu-waktu sebelumnya.
Bila orang tua melihat anaknya kurang
berminat dalam mengulang pelajarannya maka orang tua hendaklah
memberikan dorongan dan membangkitkan semangat dan perhatian anak
terhadap pelajarannya. Pada waktu anak belajar hendaknya orang tua
menunjukkan partisipasinya dengan jalan menciptakan ketengan, kedamaian
dan suasana nyaman atau menghindari segala hal-hal yang dapat mengganggu
ketenangan belajar anaknya.
4. Hapuskan disipilin yang kaku
Orang tua berfungsi sebagai pengendali
dalam rumah tangga, hendaklah membuat suatu peraturan yang dipatuhi oleh
segenap anggota keluarga, di mana peraturan itu bertujuan untuk membina
dan membentuk anggota keluarga untuk memiliki disiplin tertentu sesuai
dengan tugas dan aktivitasnya.
Bentuk disiplin untuk anak yang sekolah
dan anak yang sudah kerja tentu sedikit memiliki perbedaan. Untuk anakn
sekolah harus dijamkan disiplin tertentu dalam mengatur jadwal atau
jam-jam npelajaran sekoah deengan jam perlajaran di luar sekolah
(mislanya les-les atau bimbingan) begitu pula dengan jadwal ekstra
korikuler.
5. Jangan terlalu banyak menuntut
pada anak
Sebagaimana diketahui bahwa anak
mempunyai batas kemampuan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan
sebagai anak oleh sebab itu dalam hal belajar dan bekerja harus ada
aturan tertentu orang tua harus menghindari hal-hal yang dapat
menjadikan beban kepada seorang anak misalnya memberikan tugas-tugas
rumah tangga yang terlalu banyak atau terlalu berat sehingga anak merasa
lelah, capek dan lain-lain, akhirnya anak kehilangan minat untuk
belajar.
Dengan banyaknya tuntutan yang diajukan
serta yang diharapkan oleh orang tua maka dengan sendirinya anakpun
tidak akan tumbuhh dan berkembang sebagaimana potensi yang harus
dikembangkan dengan bantuan dari orang lain terutama orang tua dan
gurunya di sekolah (Nasution, 1986: 103-112)
Cambbell (1989: 53-55) mengemukakan
bahwa usaha yang dapat dilakukan untuk membina anak agar menjadi
produktif dan efektif adalah memberikan dorongan berupa :
a) Memperkaya ide, gagasan (idea)
Hal ini dapat dilakukan dalam
pengalaman dalam kelaurga dan lingkungan sosial tempat anak
beradaptasi.
b) Memberi hadiah sebagai perangsang
(stimulan)
Hadiah bagi anak sebaiknya berupa benda
atau hal yang dapat berguna bagi pelajarannya contoh : alat belajar.
c) Memperkenalkan kepada anak
orang-orang berprestasi atau orang-orang kreatif.
d) Pengembangan finansial
e) Melatih bersikap positif
Berbagai penelitian telah dilakukan
tentang bagaimana sikap keluarga yang dapat menyokong minat atau
semangat anak dalam meningkatkan cara belajar.
Prayitno (1989 :130) mengemukakan bahwa
sikap keluarga yang dapat menyokong minat dan kemauan anak dalam
belajar yang dapat menunjang keberhasilannya adalah :
a. menerima sepenuhnya anak sebagai
individu, orang tua tidak memaksakan anak untuk menampilkan prestasi
yang tidak sesuai dengan kemauan anaknya.
b. Merumuskan dan menjelaskan
harapan-harapan kepada anak dalam belajar.
c. Memberikan kebebasan atau ruang
gerak yang memungkinkananak dapat melakukan kreasi dan prakarsa sendiri
sesuai kemampuannya.
Selanjutnya Prayitno (1989: 11)
mengemukakan karakteristik orang tua yang mendukung kegiatan belajar
yang tinggi bagi anaknya :
1. Orang tua menerima sebagai mana
adanya. Orang tua menerima anaknya tampa syarat, orang tua seperti ini
mengembangkan dalam diri anak perasaan aman, gambaran diri yang positif
dan bersikap sosial yang tinggi terhadap orang lain. Orang tua yang
hanya menerima anaknya kalau si anak melakukan sesuatu yang berprestasi
misalny anaknya berprestasi dalam belajar akan menyebabkan timbulnya
dalam diri anak penilaian diri sendiri yang rendah, mempunyai
permasalahan dalam pemahaman konsep diri, dan akan menimbulkan sikap
pada si anak yaitu anti sosial.
2. Lembut namun menetapkan
batas-batas yang fleksibel dalam mengatur tingkah laku anak-anaknya.
Orangtua seperti ini tidak suka mengancam atau menghukum anaknya jika
anak gagal dalam belajar namun selalu berusaha mendorong anak untuk
memperbaiki kegagalannya dan cenderung untuk memberikan penghargaan
serta penguatan dibanding memberikan kritik dan celaan.
3. Orang tua memberikan kesempatan
dan perlengkapan belajar bagi anaknya. Orang tua memberikan kesempatan
belajar baik di rumah maupun di luar rumah dengan menyediakan
perlengkapan belajar dan berbagai situasi yang menunjang.
4. Orang tua menunjukkan harapan
yang positif. Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa anak cenderung
memiliki harapan-harapan dan memperhatikan sikap orang tuanya berkenaan
dengan prestasi belajar.
Di samping menampilkan sikap yang baik
dalam menghadapi anak yang sedang belajar, orang tua juga hendaknya
menampilkan partisipasi langsung dalam meningkatkan motifasi belajar
anaknya dengan cara memberikan penguatan atau penghargaan terhadap
tingkah laku atau usaha anak yang baik. Dougherti dan Dougherti dalam
Prayitno (1989 : 137) menjelaskan bahwa “orang tua dapat di pergunakan
unutk memotifasi siswa dalam mengerjakan pekerjaan rumah, mengerjakan
pekerjaan sekolah dan bertingkah laku yang sesuai dengan aturan sekolah
dan aturan di rumah”
Selanjutnya di jelaskan bahwa penguatan
dari keluarga mempunyai beberapa keuntungan di bandingkan dengan
penguatan yang dilakukan oleh pihak diluar keluarga misalnya guru.
Keuntungan yang dimaksud adalah sebagai
berikut :
(a) Orang tua mempunyai kemampuan
untuk memberikan penghargaan atau hak-hak istimewa yang lebih manjur
dari pada apa yang di lakukan oleh sekolah, misalnya orang tua dapat
memantau kegiatan anak dalam menonton televisi atau bermain dengan
kawan. Orang tua juga mengetahui apa yang di senangi oleh anak sehingga
dapat memberikan dan lebih tahu tentang apa yang patut di berikan
sebagai penguatan bagi anak dalam belajarnya di bandingkan yang dapat
dilakukan sekolah.
(b) Penguatan dari keluarga lebih
mudah dilakukan karena orang tua lebih mempunyai kemampuan untuk
mengontrol satu atau dua orang anak dibanding sekolah yang mengontrol
sejumlah anak. Penguatan yang dilakukan oleh orang tua sangat praktis
dan efektif unutk menunjang keberhasilan anak dalam belajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar