Kamis, 15 Maret 2012

 PERAN KELUARGA DALAM MEMOTIVASI BELAJAR SISWA

Cara orang tua dalam mendidik anaknya sangat besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar anaknya, hal ini diperrtegas oleh Sutjipto Wirodjojo (Slamet, 1995: 61) yang menyatakan bahwa :
Keluarga adalah merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga yang sehat, besar pengaruhnya untuk pendidikan dalam ukuran kecil, akan tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran yang besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia.

Melihat pernyataan tersebut, maka dapat dipahami bahwa betapa pentingnya peranan keluarga dalam pendidikan anaknya. Cara orang tua dalam mendidik anaknya sangat berpengaruh untuk kehidupan sosial anak selanjutnya.
Perhatian orang tua terhadap anaknya dalam hal pendidikan dapat berupa perhatian terhadapn kebutuhan belajar, cara pengaturan waktu, pemilihan sekolah sesuai bakat dan minat anaknya, penyediaan fasilitas, mempehatikan perkembangan belajar anaknya.
Dalam hal ini perhatian terhadap perkembangan belajar meliputi perhatian terhadap apakah anak belajar atau tidak, apakah anak tahuh atau tidak tahu pelajarannya, bagaimana hasil evaluasi belajarnya serta hal-hal yang dapat menjadi faktor keberhasilan anaknya.
Selain daripada hal-hal yang tersebut, maka cara untuk membangkitkan motivasi belajar pada anak dengan jalan menempuh berbagai macam motivasi belajar pada anak dengan jalan menempuh berbagai macam langkah sebagai berikut  :

1.      Melengkapi bahan atau alat-alat keperluan anak dalam penyelenggaraan pendidikannya.

Seorang anak yang duduk di bangku sekolah sudah jelas tidak akan dapat memperoleh prestasi belajar yang baik, jika alat-alat belajar yang diperlukan dalam menunjang pendidikannya tidak lengkap. Ketidaklengkapan alat-alat atau bahan-bahan yang diperlukan anak akan menjadi penghalang baginya dalam belajar.
Lebih jauh lagi akan dapat menyebabkan tertekannya batin anak jika ia membandingkan dirinya dedngan temannya di kelas. Konsentrasi pikirannya akan kurang bergairah untuk belajar, serta menghalanginya untuk belajar lebih baik.
Orang tua harus menyediakan dan mengusahakan pelunasan pembayaran uang sekolah tepat pada waktunya, sebabn keterlambatan pembayaran uang sekolah apalagi sampai menunggak beberapa bulan merupakan bagian beban yang berat bagi anak di sekolah.
Selain itu yang tidak kalah oentingnya juga adalah perihal kebutuhan pakaian. Anak akan merasa rendah diri bila pakaian yang dipakainya sepanjang tahun di sekolah tidak berubah. Hal ini perlu juga mendapat perhatian orang tua.

2.      Memberikan makanan bergizi
Anak-anak yang masih dalam pertumbuhan perkembangan perlu memperoleh makanan bernilai gizi tinggi. hal ini adalah untuk membantu pertumbuhan jasmania di anak, karena dalam masa pertumbuhhan dan perkembangan diperlukan zat pembangun yang memperlancar pertumbuhan jaringan tubuh dan otak di anak. Bila bahan makanan yang diperlukan untuk tumbuh tidak terpenuhi maka sudah dapat dipastikan bahwa pertumbuuhan anak tidak berjalan lancar atau sesuai dengan seharusnya.
Kekurangan gizi akan dapat memperhambat dan memperlambat pertumbuhan seorang anak, dan sudah barang tentu akan berpengaruh pula pada kelancaran berpikir berpusat pada otak.



3.      Beri kesempatan belajar yang cukup
Dalam kesibukan rumah tangga hendaklah orang tua memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar, karena tanpa mengulang baca kembali pelajarannya, akan dipislah harapan anak itu akan mampu untuk mempertinggi prestasi belajarnya. Oleh karena itu orang tua perlu memberikan waktu yang cukup kepada anaknya untuk belajar di rumah.
Orang tua perlua mengontrol jam-jam belajar anaknya, dengan tujuan supaya anak tahu akan kewajibannya sebagai seorang pelajar. Tanpa adanya kesempatan belajar yang diberikan kepada nak untuk belajar maka anak pun tidak akan mempertinggi hasil belajarnya dari waktu-waktu sebelumnya.
Bila orang tua melihat anaknya kurang berminat dalam mengulang pelajarannya maka orang tua hendaklah memberikan dorongan dan membangkitkan semangat dan perhatian anak terhadap pelajarannya. Pada waktu anak belajar hendaknya orang tua menunjukkan partisipasinya dengan jalan menciptakan ketengan, kedamaian dan suasana nyaman atau menghindari segala hal-hal yang dapat mengganggu ketenangan belajar anaknya.

4.      Hapuskan disipilin yang kaku
Orang tua berfungsi sebagai pengendali dalam rumah tangga, hendaklah membuat suatu peraturan yang dipatuhi oleh segenap anggota keluarga, di mana peraturan itu bertujuan untuk membina dan membentuk anggota keluarga untuk memiliki disiplin tertentu sesuai dengan tugas dan aktivitasnya.
Bentuk disiplin untuk anak yang sekolah dan anak yang sudah kerja tentu sedikit memiliki perbedaan. Untuk anakn sekolah harus dijamkan disiplin tertentu dalam mengatur jadwal atau jam-jam npelajaran sekoah deengan jam perlajaran di luar sekolah (mislanya les-les atau bimbingan) begitu pula dengan jadwal ekstra korikuler.

5.      Jangan terlalu banyak menuntut pada anak
Sebagaimana diketahui bahwa anak mempunyai batas kemampuan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan sebagai anak oleh sebab itu dalam hal belajar dan bekerja harus ada aturan tertentu orang tua harus menghindari hal-hal yang dapat menjadikan beban kepada seorang anak misalnya memberikan tugas-tugas rumah tangga yang terlalu banyak atau terlalu berat sehingga anak merasa lelah, capek dan lain-lain, akhirnya anak kehilangan minat untuk belajar.
Dengan banyaknya tuntutan yang diajukan serta yang diharapkan oleh orang tua maka dengan sendirinya anakpun tidak akan tumbuhh dan berkembang sebagaimana potensi yang harus dikembangkan dengan bantuan dari orang lain terutama orang tua dan gurunya di sekolah (Nasution, 1986: 103-112)
Cambbell (1989: 53-55) mengemukakan bahwa usaha yang dapat dilakukan untuk membina anak agar menjadi produktif dan efektif adalah memberikan dorongan berupa :
a)      Memperkaya ide, gagasan (idea)
Hal ini dapat dilakukan dalam pengalaman  dalam kelaurga dan lingkungan sosial tempat anak beradaptasi.
b)     Memberi hadiah sebagai perangsang (stimulan)
Hadiah bagi anak sebaiknya berupa benda atau hal yang dapat berguna bagi pelajarannya contoh : alat belajar.
c)      Memperkenalkan kepada anak orang-orang berprestasi atau orang-orang kreatif.
d)     Pengembangan finansial
e)      Melatih bersikap positif


1. Sikap orang tua dalam menunjang motivasi belajar anak
Berbagai penelitian telah dilakukan tentang bagaimana sikap keluarga yang dapat menyokong minat atau semangat anak dalam meningkatkan cara belajar.
Prayitno (1989 :130) mengemukakan bahwa  sikap keluarga yang dapat menyokong minat dan kemauan anak dalam belajar yang dapat menunjang keberhasilannya  adalah :
a.      menerima sepenuhnya anak sebagai individu, orang tua tidak memaksakan anak untuk menampilkan prestasi yang tidak sesuai dengan kemauan anaknya.
b.      Merumuskan dan menjelaskan harapan-harapan kepada anak dalam belajar.
c.      Memberikan kebebasan atau ruang gerak yang memungkinkananak dapat melakukan kreasi dan prakarsa sendiri sesuai kemampuannya.

Selanjutnya Prayitno (1989: 11) mengemukakan karakteristik orang tua yang mendukung kegiatan belajar yang tinggi bagi anaknya :
1.      Orang tua menerima sebagai mana adanya. Orang tua menerima anaknya tampa syarat, orang tua seperti ini mengembangkan dalam diri anak perasaan aman, gambaran diri yang positif dan bersikap sosial yang tinggi terhadap orang lain. Orang tua yang hanya menerima anaknya kalau si anak melakukan sesuatu yang berprestasi misalny anaknya berprestasi dalam belajar akan menyebabkan timbulnya dalam diri anak penilaian diri sendiri yang rendah, mempunyai permasalahan dalam pemahaman konsep diri, dan akan menimbulkan sikap pada si anak yaitu anti sosial.
2.      Lembut namun menetapkan batas-batas yang fleksibel dalam mengatur tingkah laku anak-anaknya. Orangtua seperti ini tidak suka mengancam atau menghukum anaknya jika anak gagal dalam belajar namun selalu berusaha mendorong anak untuk memperbaiki kegagalannya dan cenderung untuk memberikan penghargaan serta penguatan dibanding memberikan kritik dan celaan.
3.      Orang tua memberikan kesempatan dan perlengkapan belajar bagi anaknya. Orang tua memberikan kesempatan belajar baik di rumah maupun di luar rumah dengan menyediakan perlengkapan belajar dan berbagai situasi yang menunjang.
4.      Orang tua menunjukkan harapan yang positif. Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa anak cenderung memiliki harapan-harapan dan memperhatikan sikap orang tuanya berkenaan dengan prestasi belajar.

Di samping menampilkan sikap yang baik dalam menghadapi anak yang sedang belajar, orang tua juga hendaknya menampilkan partisipasi langsung dalam meningkatkan motifasi belajar anaknya dengan cara memberikan penguatan atau penghargaan terhadap tingkah laku atau usaha anak yang baik. Dougherti  dan Dougherti dalam Prayitno (1989 : 137) menjelaskan bahwa “orang tua dapat di pergunakan unutk memotifasi siswa dalam mengerjakan pekerjaan rumah, mengerjakan pekerjaan sekolah dan bertingkah laku yang sesuai dengan aturan sekolah dan aturan di rumah”
Selanjutnya di jelaskan bahwa penguatan dari keluarga mempunyai beberapa keuntungan di bandingkan dengan penguatan yang dilakukan oleh pihak diluar keluarga misalnya guru.
Keuntungan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
(a)   Orang tua mempunyai kemampuan untuk memberikan penghargaan atau hak-hak istimewa yang lebih manjur dari pada apa yang di lakukan oleh sekolah, misalnya orang tua dapat memantau kegiatan anak dalam menonton televisi atau bermain dengan kawan. Orang tua juga mengetahui apa yang di senangi oleh anak sehingga dapat memberikan dan lebih tahu tentang apa yang patut di berikan sebagai penguatan bagi anak dalam belajarnya di bandingkan yang dapat dilakukan sekolah.
(b)   Penguatan dari keluarga lebih mudah dilakukan karena orang tua lebih mempunyai kemampuan untuk mengontrol satu atau dua orang anak dibanding sekolah yang mengontrol sejumlah anak. Penguatan yang dilakukan oleh orang tua sangat praktis dan efektif unutk menunjang keberhasilan anak dalam belajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar